PENGKAJIAN, FENOMENA DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
PENGKAJIAN, FENOMENA DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
A. PENGKAJIAN SENI RUPA
1. BERDASARKAN WUJUDNYA
1. Seni Rupa
2 Dimensi adalah seni rupa yang wujudnya hanya terdiri dari 2 dimensi, yaitu dimensi panjang dan dimensi
lebar. Contoh seni rupa 2 dimensi antara lain lukisan, batik, sketsa,
kaligrafi, dan seni ilustrasi.
3. Seni Rupa
3 Dimensi adalah seni rupa yang wujudnya terdiri dari 3 dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau
kedalaman. Contoh seni rupa 3 dimensi misalnya, patung, dekorasi, bangunan, dan
lain sebagainya.
2. BERDASARKAN MASSANYA
Berdasarkan
masa atau waktu munculnya, seni rupa dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam
seni rupa tersebut antara lain:
1. Seni rupa tradisional adalah
seni rupa yang dibuat menggunakan aturan, pakem, atau pola tertentu. Karya seni ini
diciptakan secara berulang-ulang menyerupai bentuk aslinya dan tidak boleh
diubah apapun alasannya. Oleh karena hal tersebut, macam karya seni rupa
yang satu ini bersifat statis. Contohnya antara lain patung dewa, rumah
adat, senjata adat, dan pakaian adat.
2. Seni rupa modern adalah seni
rupa yang muncul berdasarkan kreativitas pembuatnya dalam menciptakan sebuah karya
yang belum pernah ada sebelumnya. Seni rupa modern mengutamakan
prinsip pembaruan. Contoh seni rupa ini antara lain berupa grafis,
lukisan, karikatur digital, patung mozaik, dan kriya.
3. Seni rupa kontemporer adalah
karya seni rupa yang kemunculannya sangat dipengaruhi waktu di mana karya seni
tersebut dibuat. Seni rupa kontemporer bersifat kekinian. Situasi dan kondisi
ketika karya tersebut diciptakan sangat tergambar jelas dari karya seni yang
dihasilkan. Daya fantasi, imajinasi, dah harapan pembuatnya merupakan beberapa unsur
yang tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekitar tempat dan waktu
karya seni tersebut dibuat.
3. BERDASARKAN FUNGSINYA
Berdasarkan
fungsi dan kegunaannya, macam macam seni rupa dibedakan menjadi seni rupa murni dan seni rupa terapan.
1. Seni
rupa murni adalah karya seni rupa yang dibuat berdasarkan tujuan estetika semata. Pembuatnya menggunakan
karya seni rupa ini sebagai ungkapan ide dan gagasannya tanpa batasan
apapun. Contoh karya seni rupa ini misalnya lukisan, patung, kaligrafi,
dan lain sebagainya.
2. Seni rupa terapan adalah
seni rupa yang dibuat berdasarkan pada tujuan- tujuan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Kita dapat menggunakan karya seni ini bukan hanya sebagai pengindah,
melainkan juga sebagai pembantu dalam aktivitas kita. Contoh karya seni
rupa terapan misalnya rumah adat, senjata tradisional,
keramik, arsitektur, dan lain sebagainya.
B. FENOMENA SENI RUPA
Fenomena
seni rupa dapat diartikan sebagai gejala, fakta, kejadian yang bersifat nyata
yang terjadi dalam dunia perkembangan seni rupa. Kita tahu bahwa seni rupa
terus mengalami perkembangan terus dari masa ke masa. Mulai dari zaman
pra sejarah hingga zaman modern seperti sekarang ini. Berikut ini Macam-macam
1.
FENOMENA SENI RUPA MENURUT PERKEMBANGAN ZAMANNYA
A. SENI RUPA PRA-MODERN
A. SENI RUPA PRA-MODERN
Seni rupa Pra-Modern adalah seni rupa yang dihasilkan sebelum jaman modern. Boleh diartikan seni rupa zaman kuno. Seni rupa pramodern merupakan awal sejarah dalam seni rupa modern yang ditandai dengan kemajuan dibidang industri. Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan Perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan , aspek konseptual , maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.
B. SENI RUPA MODERN
Seni rupa modern adalah karya seni rupa yang dihasilkan dalam periode terentang antara 1860-an sampai 1970-an dengan menggunakan gaya dan filosofi seni yang dihasilkan pada masa itu. Pada dasarnya, dunia seni rupa modern berada dalam pengauruh struktur budaya sosial yang lebih luas sebagai hasil perkembangan dunia selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pelukis-pelukis modern pada umumnya bereksperimen dengan gaya baru yang unik dan dengan menghasilkan ide-ide segar mengenai fungsi dari seni rupa dan material-material yang digunakan. Mereka cenderung menciptakan karya seni rupa yang dihasilkan dari perasaan yang dalam dan inspirasi-inspirasi yang kreatif pada umumnya. Bahkan bila hasil karya mereka sepertinya tidak memiliki tujuan atau makna apapun pada umumnya, kenyataannya hasil karya tersebut memiliki maknanya sendiri tergantung apa yang tengah terjadi dalam situasi dan kondisi pada masa tertentu dan sesuai dengan intelektual masyarakat yang lebih luas.
Macam-macam seni rupa yang dihasilkan dari seni rupa modern adalah Seni Pop, Seni Optik, Seni Konseptual, dan Seni Kontemporer.
C. SENI RUPA POSMODERN
Seni rupa posmodern adalah seni rupa yang berkembang setelah abad ke-20. Seni rupa posmodern juda dapat diartikan sebagai seni rupa yang berkembang setelah abad modern dimulai yaitu pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Ciri-ciri karya seni rupa posmodern adalah;
1.Seni
dianggap sebagai bahasa/system tanda,
2.Sejarah
&tradisi dihidupkan kembali,
3.Ornamen
&dekorasi dianggap penting,
4.Kontradiksi,
5.Tidak
mengedepankan fungsi.
C.
FENOMENA SENI RUPA
1. SENI RUPA PRAMODERN
Pengertian
Seni Rupa Pramodern adalah karya seni rupa yang hadir sebelum zaman industri
yang berarti muncul sebelum zaman modern. Perkembangan seni rupa dapat dilihat
dari aspek kesejarahan yang merupakan rangkaian perubahan, baik dari aspek
konseptual maupun aspek kebentukan. Berikut adalah aliran-aliran seni rupa
pramodern yang bertahan hingga saat ini.
1. Aliran Primitivisme
1. Aliran Primitivisme
Primitivisme merupakan corak karya seni rupa yang memilik beberapa sifat diantaranya bersahaja, sederhana, naif, jujur, spontan, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaannya. Seniman bebas dari belenggu profesionalisme, teknik, tradisi, dan latihan formal proses kreasi seni ini. Ciri-ciri aliran primitivisme yaitu menggambarkan sebuah subjek dengan bagian yang sangat datar dan cenderung sangat sederhana sekali, selain itu juga terikat dengan kehidupan manusia saat zaman dahulu yang cenderung primitif.
Coba kalian search dan perhatikan contoh patung Dewi Kecantikan Yunani klasik mengekspresikan makna seni dengan idealisasi bentuk mimesis (mengimitasi atau meniru) rupa manusia dalam wujud yang indah dan sempurna.
2. Aliran Naturalisme
Naturalisme merupakan corak karya seni rupa dengan teknik pelukisannya yang berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni. Oleh sebab itu seniman terikat pada hukum proporsi, perspektif, anatomi dan teknik pewarnaan untuk mendapatkan kemiripan yang sesuai dengan perwujudan objek yang dilihat mata. Tokoh seniman Indonesia yang menganut aliran naturalisme antara lain Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Abdullah SR, Wakidi, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain sebagainnya.
3. Aliran Realisme
Aliran seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari aliran naturalisme. Aliran ini muncul di belahan dunia Barat sekitar pertengahan abad ke-17. Aliran ini menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni.
Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa katagori, seperti realisme sosialis (cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit). Herbert Read menyatakan, seni rupa yang sepenuhnya dapat disebut sebagai realistis adalah yang berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan objek dengan tepat, dan seni seperti ini, sebagaimana halnya filsafat realisme, selalu berdasarkan atas keyakinan keberadaan objektif dari sesuatu.
Jadi dalam pengertian murni aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa adanya ilusi, mereka menciptakan karya seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di dunia ini. Tokoh-tokoh realisme yang ada di Indonesia antara lain Raden Saleh (realism romantis), S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realism fotografis), Dede Eri Supria, Ronald Manullang (Realisme Baru).
4. Aliran Dekorativisme
Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat untuk menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi. Ciri-cirinya yaitu bersifat kegarisan, ritmis, berpola, pewarnaan yang rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini akan menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat. Pada karya seni dua dimensi sering mengabaikan unsur perspektif dan anatomi, sedangkan pada karya seni tiga dimensi mengabaikan plastisitas bentuk (naturalistis).
Karya seni rupa dekoratif dapat diklasifikasi menjadi 2 bagian utama, yakni dekoratif figuratif dan dekoratif geometris.
a.
Dekoratif figurative adalah yang biasanya ditandai dengan penggambaran wujud figure/ bentuk-bentuk di alam yang
kita kenali. Seperti misalnya pemandangan,, hewan-hewan di tengah rimba
pasar, kota, lukisan kehidupan sehari-hari,
dan lain sebagainya. Namun teknik pelukisannya ini tidak berupaya untuk meniru rupa secara
realistis, melainkan dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan
aspek volume dalam penggarapan bentuk visual.
b. Dekoratif geometris adalah karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang menuntut ketrampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya.
b. Dekoratif geometris adalah karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang menuntut ketrampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya.
Contoh seni rupa dekoratif
geometris dapat dilihat pada ragam hias di daerah-daerah seluruh kepulauan
Indonesia. Misalnya motif pilin berganda, lingkaran, elips, setengah lingkaran,
segi tiga, prisma, empat persegi, dan lain-lain. Motif tersebut biasanya
tersusun rapi dengan teknik pengulangan, sehingga tercipta suatu harmoni.
Karena penempatannya mementingkan keteraturan dan kerapian, maka dalam bentuk
tradisional komposisinya simetris. Namun kerap pula kita jumpai dalam era
modern komposisi yang bebas, seperti pada karya Sapto Hudoyo dan Hatta
Hambali.
Tokoh-tokoh pelukis dekoratif asal Indonesia adalah Amrus Natalsya, Irsam, Sarnadi Adam, Ahmad Sopandi, Kartono Yudokusumo, Widayat, Suparto, Ratmoyo, Batara Lubis, Boyke Aditya, A.Y. Kuncana, I Gusti Made Deblog, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, dan masih masih banyak lagi.
Tokoh-tokoh pelukis dekoratif asal Indonesia adalah Amrus Natalsya, Irsam, Sarnadi Adam, Ahmad Sopandi, Kartono Yudokusumo, Widayat, Suparto, Ratmoyo, Batara Lubis, Boyke Aditya, A.Y. Kuncana, I Gusti Made Deblog, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, dan masih masih banyak lagi.
SUMBER : https://ilmuseni.com/seni-rupa/seni-rupa-pramodern
B.
SENI RUPA MODERN
Pada
dasarnya seni rupa berkonsep modernisme atau pengaruh modern ini muncul karena
kelanjutan dari gejala perkembangan seni rupa dengan konsep sebelumnya yaitu
seni rupa pramodern, dan merupakan salah satu aspek dari perkembangan budaya
secara menyeluruh. Pada masa ini para ilmuan-ilmuan dengan kecerdasan dan
temuannya bermunculan, sehingga muncullah zaman modern yaitu zaman yang
dikuasai oleh ilmu pengetehauan dan teknologi. Dari situlah mulai mendorong
terbentuknya seni rupa modern dengan perkembang yang semakin lama semakin
pesat. Pada zaman ini pula seniman-seniman besar bermunculan disertai dengan
karya-karyanyayang besar dan fenomenal yang dikenang hingga sekarang.
Jenis-jenis Seni Rupa Modern:
Jenis-jenis Seni Rupa Modern:
Budaya
pop tumbuh dari pertemuan beberapa kecenderungan dan juga kondisi sosial dan
ekonomi pada masyarakat modern pada pertengahan tahun kurang ebih 1950-an. Pada
era ini pengangguran konsumerisme sudang hilang ditandai juga dengan
meningkatnya kesejahteraan sosial di masyarakat, berubahnya pandangan sosial,
dan kesejahteraan yang lebih baik pada kaum muda, serta juga tingginya kepekaan
dan pengalaman masarakat terhadap hal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Pop Art adalah produk dari sistem perekonomian kapitalis, dalam hal tersbut segala hal dalam kehidupan ini termasuk hal-hal yang berada dalam realitas simbolisme didaya upayakan agar menjadi kooditi yang bisa dijual ke pasaran luas dan tersebar. Oleh karena hal tersebut, seni pop art ini lahir dari logika produk kesenian dan atas dasar logika pasar, bukan logika artistik yang menonjol. Dengan demikian, dalam dunia pop art yang berkembang pesat pada saat itu, eksistensi dari sang pencipta tidak terlalu penting bagi para konsumen penikmat seni pop art pada zamannya, yang lebih diperlukan dalam hal ini adalah produknya yang bisa dikemas sebagai komoditi utama dan dapat diterma dengan baik serta dapat dijual ke pasar luas. Kecuali jika sosok seniman itu juga merupakan komoditi yang bisa dijual dan berterima dikalangan masyarakat modern pada saat itu. dengan demikian maka semakin besar liputan media yang dia (pencipta karyaseni pop art) peroleh semakin laris karya-karyanya yang beredar di pasaran luas. Pada zaman ini muncullah seniman-seniman yang terpandang baik seperti, Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Tom Wesselmann, dan lain-lain.
Maka kesimpulan dari pengertian pop art itu sendiri adalah suatu aktivitas produktif yang dilakukan oleh para seniman kreatif yang menggunakan pemberian kesan populersebagai hasil dari revolusi industri ekaligus pemanfaatan dari hasil revolusi tersebut.
2. Seni Optik
Pop Art adalah produk dari sistem perekonomian kapitalis, dalam hal tersbut segala hal dalam kehidupan ini termasuk hal-hal yang berada dalam realitas simbolisme didaya upayakan agar menjadi kooditi yang bisa dijual ke pasaran luas dan tersebar. Oleh karena hal tersebut, seni pop art ini lahir dari logika produk kesenian dan atas dasar logika pasar, bukan logika artistik yang menonjol. Dengan demikian, dalam dunia pop art yang berkembang pesat pada saat itu, eksistensi dari sang pencipta tidak terlalu penting bagi para konsumen penikmat seni pop art pada zamannya, yang lebih diperlukan dalam hal ini adalah produknya yang bisa dikemas sebagai komoditi utama dan dapat diterma dengan baik serta dapat dijual ke pasar luas. Kecuali jika sosok seniman itu juga merupakan komoditi yang bisa dijual dan berterima dikalangan masyarakat modern pada saat itu. dengan demikian maka semakin besar liputan media yang dia (pencipta karyaseni pop art) peroleh semakin laris karya-karyanya yang beredar di pasaran luas. Pada zaman ini muncullah seniman-seniman yang terpandang baik seperti, Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Tom Wesselmann, dan lain-lain.
Maka kesimpulan dari pengertian pop art itu sendiri adalah suatu aktivitas produktif yang dilakukan oleh para seniman kreatif yang menggunakan pemberian kesan populersebagai hasil dari revolusi industri ekaligus pemanfaatan dari hasil revolusi tersebut.
2. Seni Optik
Ilmu
optik pertama kali dipelajari dan digali dengan serius selama bertahun-tahun di
laboratorium oleh seorang ahli filsafat dan juga ahli ilmu fisika yang
berkebangsaan Inggris bernama Bacon pada tahun 1220-1292, yang mempelajari
struktur cahaya dan kaitannya dengan mata manusia dalam kemampuan untuk menangkap
warna yang terpancar dari luar.
Seni optik pada awal masa kemunculannya hanya meliputi seni dua dimensi dan seni tiga dimensi saja, yang didukung pada dasar atau berdasarkan pada ilmu optik, ilmu cahaya, dan ilmu warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi dan juga mengeksplorasi fallibilitas mata manusia. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak, formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas seperti geometrik dan pengulangan yang teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang penuh tipu daya terhadap mata manusia dan mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang dimunculkan kebanyakan warna cerah atau ligthnes tinggi dengan memberikan batas pada hue atau juga disebut saturation yang tajam dan tegas. Contoh seniman yang bermunculan pada masa ini adalah Briget Riley, Yvaral, dan Reginal Neal. Seniman ini lebih banyak mengolah garis yang memberikan efek after image sebagai vibrasi kilauan pada mata.
3. Seni Konseptual
Seni optik pada awal masa kemunculannya hanya meliputi seni dua dimensi dan seni tiga dimensi saja, yang didukung pada dasar atau berdasarkan pada ilmu optik, ilmu cahaya, dan ilmu warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi dan juga mengeksplorasi fallibilitas mata manusia. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak, formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas seperti geometrik dan pengulangan yang teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang penuh tipu daya terhadap mata manusia dan mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang dimunculkan kebanyakan warna cerah atau ligthnes tinggi dengan memberikan batas pada hue atau juga disebut saturation yang tajam dan tegas. Contoh seniman yang bermunculan pada masa ini adalah Briget Riley, Yvaral, dan Reginal Neal. Seniman ini lebih banyak mengolah garis yang memberikan efek after image sebagai vibrasi kilauan pada mata.
3. Seni Konseptual
Istilah
konseptual merupakan sinonim dari idea art, conseptus dalam bahasa Latin
berarti pikiran, gagasan, atau juga ide di dalamnya. Istilah ini muncul pertama
kali pada yahun 1960 yang dikemukakan oleh Keinholz dan Herru Flint yang
berasal dari California. Jadi konseptual adalah sesuatu yang berkaitan dengan
konsep. Konsep atau ide adalah hal yang penting dalam penciptaan seni.
Seni konseptual ini mendapat kritikan dan sangat kontroversial karena lahirnya seni konseptual ini membalikkan fakta dan segala kemapanan dalam seni yaitu nilai-nilai, gaya, galeri, pasar seni, dan lain sebagainya. Para seniman yang bermunculan dengan seni konseptualnya menggunakan semiotika, feminisme dan budaya populer dalam berkarya, sehingga sangat berbeda, aneh, dan juga berlainan sekali dengan karya-karya seni konvensional yang beredar saat itu. Karena itu konseptualisme akhirnya menjadi paham pemikiran yang memayungi bentuk-bentuk seni yang tidak berwujud piktorial dan skulptural seperti Body Art, Eart Art, Vidoe Art, Performance Art, Process Art, Instalation Art dan lain sebagainya. Sejak kehadiran seni konseptual ini batas-batas dalam seni secara fisik mulai kabur, sebab seni konseptual mengakses hampir semua bentuk seni dan non seni.
4. Seni Kontemporer
Seni konseptual ini mendapat kritikan dan sangat kontroversial karena lahirnya seni konseptual ini membalikkan fakta dan segala kemapanan dalam seni yaitu nilai-nilai, gaya, galeri, pasar seni, dan lain sebagainya. Para seniman yang bermunculan dengan seni konseptualnya menggunakan semiotika, feminisme dan budaya populer dalam berkarya, sehingga sangat berbeda, aneh, dan juga berlainan sekali dengan karya-karya seni konvensional yang beredar saat itu. Karena itu konseptualisme akhirnya menjadi paham pemikiran yang memayungi bentuk-bentuk seni yang tidak berwujud piktorial dan skulptural seperti Body Art, Eart Art, Vidoe Art, Performance Art, Process Art, Instalation Art dan lain sebagainya. Sejak kehadiran seni konseptual ini batas-batas dalam seni secara fisik mulai kabur, sebab seni konseptual mengakses hampir semua bentuk seni dan non seni.
4. Seni Kontemporer
Menurut
teoretikus yang berkebangsaan Jerman yang bernama Udo Kulterman, menurut
dirinya pengertian kontemporer dekat dengan paham posmodern dalam arsitektur,
paham baru ini menentang kerasionalan modernisme yang dingin dan berpihak pada
simbolisme instingtif. Dalam terori yang bermunculan lebih baru tercatat
prinsip pluralisme yang terbanyak mendasari pengertian kontemporer pada masa
sekarang ini.
Dari berbagai keterangan yang ada, maka dapat ditentukan adanya dua paradigma pemahaman tentang aktivitas seni kontemporer. Pertama, kelompok yang mementingkan aktivitas seni sebagai aktivitas mental dari dalam diri senimannya. Kedua, kelompok yang mementingkan aktivitas seni yang ditujukan bagi kepentingan masyarakat luas maupun masyarakat sekitanya. Scruton melihat kecenderungan persepsi seperti itu sebagai sesuatu yang menyulitkan dalam penilaian estetik dalam sebuah karya seni.
Dari berbagai keterangan yang ada, maka dapat ditentukan adanya dua paradigma pemahaman tentang aktivitas seni kontemporer. Pertama, kelompok yang mementingkan aktivitas seni sebagai aktivitas mental dari dalam diri senimannya. Kedua, kelompok yang mementingkan aktivitas seni yang ditujukan bagi kepentingan masyarakat luas maupun masyarakat sekitanya. Scruton melihat kecenderungan persepsi seperti itu sebagai sesuatu yang menyulitkan dalam penilaian estetik dalam sebuah karya seni.
C. SENI RUPA POSTMODERN
Seni rupa postmodern adalah gaya seni rupa yang merupakan perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental, yang lebih bebas tanpa terikat dengan aturan tertentu. Kritik sosial dan kemasyarakatan adalah tema yang dominan untuk aliran seni rupa postmodern.
Dalam sejarah manusia, kita mengenal dengan tiga era atau zaman yang mempunyai ciri khasnya masing-masing yaitu pramodern, modern, dan postmodern. Postmodern adalah paham yang berkembang setelah jaman modern, postmodern memberikan pemahaman baru terhadap dunia menjadi dunia lebih luas. Banyak pemikiran dari postmodern yang melawan aturan-aturan pada aliran modernis meskipun banyak tokoh postmodern mengatakan bahwa mereka tidak melawan pakem-pakem modernis melainkan hanya merevisinya.
Secara etimologis Postmodernisme terbagi menjadi dua kata, post dan modern. Kata post,dalam Webster’s Dictionary Library adalah bentuk prefix, diartikan dengan ‘later or after’. Bila kita menyatukannya menjadi postmodern maka akan berarti sebagai koreksi terhadap modern itu sendiri dengan mencoba menjawab pertanyaan pertanyaan yang tidak dapat terjawab di jaman modern yang muncul karena adanya modernitas itu sendiri. Sedangkan secara terminologi, menurut tokoh dari postmodern, Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas.Yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat.
Ciri-Ciri Seni Rupa Postmodern:
1. Objek Lukisannya Mengutamakan kebebasan berekspresi,
2.
Dinamis dan tidak terikat aturan.
Pada
masa postmodern seni menjadi sangat luas cakupannya,dengan tawaran kebebasan
dan berkarya secara menyeluruh namun tetap saja konsepsi dari postmodern itu
sendiri sebagai sebuah pemikiran yang kritis sehingga karya seni yang
dihasilkan tidak terbatas oleh visual dan estetika saja namun menuntut riset
yang mendalam dan menyeluruh dalam berkarya sehingga terdapat gagasan dan
pertangungjawaban dari karya seni yang dihasilkan bahkan tak jarang
pertanggungjawaban dari karya seni yang lebih diutamakan,ini adalah cerminan
dari pemikiran kritis atau budaya filosofi yang dianut oleh postmodern.
menekankan media dari pada isi.
SUMBER : https://blogpekick.blogspot.com/2018/03/fenomena-seni-rupa-sbk-kls-xi-semester.html
SUMBER : https://blogpekick.blogspot.com/2018/03/fenomena-seni-rupa-sbk-kls-xi-semester.html
Tugas Dari Pak Mirza Prasetyo S.Pd
Dikerjakan Oleh Deo Kharisma Andriyanto



Komentar
Posting Komentar